Bunga di pagi
hari itu sangatlah indah.
Rasanya…
Ingin sekali
mencium semerbak harumnya hingga masuk ke dalam dada.
Lalu
kupejamkan mata sembari menikmati suara alam ini.
Terlintas
dipikiranku. Aku pernah merasakan kenikmatan dan kenyamanan ini.
Iya, aku
pernah merasakan ini semua. Tapi kapan?
Kupejamkan
mata ini lebih dalam lagi. Aku paksa pikiran ini untuk mengingatnya, dan
terlintas sosok perempuan yang selalu menyayangi, menjaga dan merawat.
Terlintas
cahaya putih yang selalu ia berikan hingga kini masih putih dan sangat suci.
Alunan nada-nada
itupun masih diberikan dan mengiringi hingga saat ini.
Jika terjadi
sesuatu, sosok itu menjadi barisan terdepan untuk melindungi.
Tak peduli bahaya
yang ia dapatkan nanti. Meskipun ia harus merasakan kesakitan.
Perhatian
yang selalu diberikan oleh sosok itu terus diberikan. Ia ingin perjuangan yang
ia berikan itu berubah manis, ia tak ingin melihat kesedihan.
Aku tarik
nafas ini lebih panjang dan kurasakan semua itu …
Oh Tuhan
terimkasih Kau telah memberikanku sosok ibu yang baik, penuh perhatian denganku
dan tak pernah lelah untuk berjuang demi aku. Selalu memberikan yang terbaik
dan tak ingin melihat aku bersedih. Terimakasih Tuhan… aku mungkin tak tahu
perjuangan yang telah dilewatinya. Rasanya aku ingin mengganti perjuangan itu
dengan melihat raut wajah kebahagiaan.
“Bu… anakmu ini sudah tumbuh besar. Sebesar kebahagiaan yang nanti kuberikan untukmu bu. Terimakasih engkau telah merawatku sedari kecil hingga sekarang. Mungkin semua itu belum bisa aku balas. Perhatian yang tanpa lelah engkau berikan padaku. Selalu memberikan semangat disetiap hariku. Disaat sedang sedih, bimbang, putus harapan. Engkau selalu datang menyinariku tanpa aku menceritakan semuanya padamu. Mungkin dari raut wajahku dan tingkah lakuku, padahal aku selalu mencoba menutupi agar engkau tak pikiran. Maaf ya bu anakmu ini terkadang masih membuatmu marah dan kawatir. Aku janji aku bakal menghapus itu semua bu…”
Angin datang
menerpa tubuh ini.. disaat memori itu kembali.
Ibu… aku ingin menciummu…
Penulis : Ummi Nur Aini Daneswari